PERPUSTAKAAN KEL. BESAR H. HANDI JUNAEDI (KBHJ) ONLINE

Bersama Menggapai Cita

Rabu, 15 September 2010

Silaturahim Idulfitri 2010 (Tanjungsiang dan Pagaden)

Catatan Dadan wahyudin, Ketua Acara Silaturahim Idulfitri 1431H (I)

Matahari belum sempurna terbit. Di temaram pagi, berkelebat sepeda motor supra X 125 Nd buatan tahun 2009 meninggalkan bilangan Tanjungsari menyusuri jalan berkelok nan cantik daerah Rancakalong. Itulah aku membonceng anak pertama dan kedua sengaja membelah kesunyian di pagi buta.

Sengaja aku berangkat pagi, karena istri rencananya menyusul satu jam kemudian dengan angkot Tanjungsari-Rancakalong. Sesampai di Tanjungsiang balik lagi, menjemput istri di terminal Rancakalong, Sumedang ngirit jarak 15 kilometer. Seluruh keluarga Posindo tiba tepat jam 08.30, langsung berkemas membantu ibuku yang telah dulu menetap di Tanjungsiang menemani nenek yang terbaring lemah. Begitu kakak ketigaku, tengah asyik membungkus lemper persiapan siang nanti.




Lebaran kali ini, sengaja kami bagi dua tempat. Pertama, sepeninggal Ayah (April 2010), ibu lebih sering tinggal di Tanjungsiang, menemani nenek (kami panggil) yang usianya sudah sepuh. Berkaca tahun 2009, akibat tidak terkoordinir acara di tahun lalu gagal.

Tak salah bila seluruh Keluarga Besar H. Handi Junaedi (selanjutnya disebut: KBHJ) kami konsentrasikan ke Tanjungsiang sekaligus menengok nenek yang terbaring lemah.



Alhamdulillah, seluruh keluarga bisa berkenan hadir. Giliran ketiga, keluarga H. Didi tiba diikuti Keluarga H. Cecep dan Inggit. Terakhir keluarga H. Edi S dan H. Ade Muhtar. Kecuali keluarga H. Hariman (dari Surabaya) tidak sempat hadir, kecapaian akibat macet melelahkan bertolak dari Surabaya. Bukan saja bisa bersilaturahim dengan nenek kami juga berjabat tangan sesama saudara sengaja kumpul.



Sesuai arahan Panitia, tiap keluarga membawa makanan dan konsumsi masing-masing. Kami pun makan diselingi tawa canda melepas kemenangan dan kebahagiaan. Panitia menyediakan 30 butir kelapa muda berikut tim pengupasnya. Begitu pun kolam pancing dan bakar ikan sengaja disiapkan. Hemmh,..Semua menambah semarak suasana.






Silaturahim KB Mbah Madkosim 2010


Esoknya sesuai schedule, Minggu (12/9) kami mengadakan silaturahim tingkat KB Madkosim (kakek nenek dari ayah) mengambil tempat di rumahku. Mengapa diadakan terpisah? Karena untuk mencapai tanjungsiang, kami kesulitan transportasi dan sarana. Kedua, ikatan emosional dalam keluarga dari ayah tentu kurang menyentuh, karena basis peserta ini adalah di Pagaden.




Kami adakan terpisah, agar acara bisa diadakan penuh konsentrasi dan makna. Kami tidak ingin mengadakan acara dalam suasana kelelahan atau terjebak macet, sehingga gregetnya kurang.

Acara ini meski tidak semeriah tahun 2008, tetapi dihadiri seluruh keluarga putra/i Mbah Madkosim, seperti Bapak Muslim, Bapak Sualeman, Ibu Armi, Ibu Junaesih, Ibu Maryati dan Ibu Sopiah. Di kalangan generasi cucu, Endang dan Didin (Muslim) hadir, Begitu pula Eni Roheni, Ade Rohedi/Ayu, Entin Rohetin/Asep Yusup (Armi) hadir. Keluarga almr Bp H.Handi mewakilkan pada Dadan/Ajka, Pupu/Wawan, Tati/Hari, dan keluarga Ade Muhtar. Sementara Uung/Ikoh, Aris/Wiwin dan Wati (Sualeman) ada. Di KB Sopiah, Nandang, Nunung/Tori, Ega, Ikbal. Di KB Junaesih, ada Erus/Dede, Yuli, Titi, Miftahul Hikam, Hanafi. Dan KB (Hasan-Maryati) dihadiri Agus saepudin, Andi Lala, Agus/Ela, Riki, Kamal. Artinya setengah keluarga mewakili hadir.

Kurang meriah dalam jumlah personil, dikarenakan KB Lembang (H. Didi terlambat, H. Cecep) absen. Ini [pengaruh signifikan dalam urusan personil. Kedua, KB Cijerah (H. Edi, Inggit) urung sehingga ketidakhadiran empat KB menyedot jumlah kehadiran peserta.



Tetapi secara keseluruhan acara berlangsung khidmat dan menarik. Didahului acara masak bareng antargenerasi, sebuah kolaborasi sempurna antara Entin, Pupu Marfuah, Ni Eso, Ni Uju, Ni Ami, Wiwin, Ajeng, Nana dan Ceu Eni, ada Bi Ecin membuat ikatan silaturahim dan kedekatan amat terasa. Begitu pula dalam memasang tenda, tikar, sound system, doorprice, hingga shooting dan foto dilakukan oleh Cepi, hanapi, Adik, Teguh, Aris, Ikbal dan Didin. Ini pertanda positif. Acara silaturahim bukan sekadar datang dan pulang, tapi menyemai ikatan-ikatan kerukunan dan kebersamaan yang berangsur pudar.



Ajang ini pula merepresentasikan bahwa acara silaturahim KB Madkosim tidak pudar hanya ketidakhadiran Bapak H. Handi Junaedi (meninggal April lalu), sebagai sosok pemotivasi dan pemersatu. Ternyata, dengan kolaborasi dan bahu membahu, acara bermodalkan 145 ribu rupiah ini dengan tanggung renteng ini mampu mendapat tempat di hati sanubari seluruh peserta.



Harapan Panitia, agar masing-masing anggota dapat menyisihkan sebagian waktunya demi acara tidak satu tahun sekali ini diadakan. Kerelaan menyisihkan waktu, tenaga dan pikirannya semoga dibalas Alloh SWT dengan pahala berlipat dalam rangka melanggengkan silaturahim, media berbagi dan menjalin kerukunan...

Panitia mohon maaf, atas segala ketidaknyamanan dan keterbatasan. Semoga di tahun depan, dapat diadakan lebih semarak dan bermakna... (**)



Pagaden, 12 September 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar