PERPUSTAKAAN KEL. BESAR H. HANDI JUNAEDI (KBHJ) ONLINE

Bersama Menggapai Cita

Selasa, 25 Mei 2010

PRAMUKA


oleh: Edistia Maulida Sholihah

Panas terik sang surya membakar kami, para Pramuka Penggalang. Ingin pingsan rasanya. Kulitku semakin legam. Suara kakak instruktur seakan memekak telinga. Rekan-rekan tampak bersemangat berlatih, kecuali aku.

Hampir sebulan sudah aku ikut ekskul ini. Bosan. Ingin aku keluar saja. Tapi gimana kata teman-teman? Aku kan pemimpin regu.

Aku lemas dan tak bersemangat. Saat perjalanan pulang, Dinan kawanku mencoba menghiburku. Tak disadari meluncur ucapan:
“Eh, Dinan. Keluar Pramuka, yuk?”
“Keluar? Mengapa?” Dinan kaget dan balik bertanya.
“Nggak, aku cuma malas saja..” seruku.
“Malas? Siapa suruh masuk Pramuka? Lebih baik berkata tidak sejak awal,” ucap Dinan kesal.
“kenapa begitu bicaranya, kak?” seruku gemetaran, takut Dinan tersinggung.
“Nggak! aku hanya kesal. Kamu tidak tahu bahwa Pramuka banyak manfaatnya..” jelasnya. “Manfaat? Manfaat apa?”
“ Agar kita berdisiplin, mandiri, dan lain-lain..”
“Resikonya?” tuturku.
“Capekkk!” kata Dinan dengan nada tinggi. Aku terdiam. Aku ingin minta maaf tapi mulutku terkunci. Sepanjang perjalanan kami berdua saling membisu.

Hari Sabtu aku mencari Dinan. Tapi tidak kutemukan. Hingga kudapatkan di ruang aula.
“Ada apa mencariku?” ujar Dinan sinis.
“Aku tidak jadi keluar pramuka. Aku minta maaf membuatmu kesal,” kataku.

Ia terdiam. Ia tersenyum padaku.

“Aku juga minta maaf telah kesal padamu..” kata Dinan. Aku menggeleng. Aku memahami bahwa Pramuka bermanfaat memberi kecakapan hidup bagi generasi muda. Ayah dan ibuku dulu aktif di Pramuka. Tak heran hingga kini dikenal ulet, rajin dan disiplin. Hingga tak kusadari kukepalkan tanganku dan berteriak, “Hidup Pramuka,”.

Edistia Maulida Solihah,
Pemenang III Lomba Mengarang dalam Arisan Keluarga 12 April 2008 di Rumah H. Cecep-Lembang

Penulis, cucu, putri kelima, keluarga putri kedua, tinggal di Melongasih.

Sumber:
Booklet KBHJ Edisi Juni 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar